Cita-Cita Milik Anak
- Imelda Nugraha
- Jan 21
- 3 min read

Ketika berbicara tentang cita-cita, kebanyakan dari kita langsung membayangkan impian besar: menjadi dokter, insinyur, atau bahkan astronot. Namun, apakah cita-cita harus selalu besar dan ambisius? Tidak selalu. Cita-cita adalah tentang menemukan apa yang membuat seseorang merasa bahagia, berguna, dan bermakna. Untuk anak-anak, cita-cita yang sederhana pun bisa menjadi langkah awal menuju kebahagiaan.
Mengajarkan Anak Bahwa Cita-Cita Tidak Harus Muluk
Sebagai orang tua, kita seringkali tanpa sadar memaksakan anak untuk memiliki cita-cita yang luar biasa sesuai versi kita. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap anak adalah individu yang unik dengan keinginan dan kemampuan yang berbeda. Anak perlu memahami bahwa cita-cita tidak harus selalu terlihat mengagumkan di mata orang lain.
Misalnya:
Menjadi seseorang yang peduli pada orang lain
Memiliki hobi yang menyenangkan dan bisa dibagikan dengan orang lain
Menjadi pribadi yang bahagia dan sehat, baik secara fisik maupun emosional.
Cita-cita ini mungkin terdengar sederhana, tetapi dampaknya besar untuk kesejahteraan anak di masa depan. Psikolog anak, Dr. Carol Dweck, mengatakan bahwa fokus pada perkembangan karakter dan kebahagiaan adalah kunci dalam membangun growth mindset pada anak, yaitu kemampuan untuk terus belajar dan berkembang.
Menghargai Impian Anak, Apa Pun Itu
Setiap anak memiliki caranya sendiri untuk melihat dunia. Apa yang mereka inginkan mungkin tidak selalu sesuai dengan harapan orang tua. Misalnya, seorang anak mungkin bercita-cita menjadi pelukis, ahli perkebunan, atau bahkan menjadi pustakawan. Penting bagi orang tua untuk menghargai pilihan tersebut dan tidak memaksakan versi cita-cita mereka pada anak.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Journal of Child Development, anak-anak yang mendapatkan dukungan dari orang tua dalam mengejar minat mereka memiliki tingkat kepercayaan diri dan kepuasan hidup yang lebih tinggi. Ini menunjukkan bahwa kebahagiaan anak jauh lebih penting daripada mengejar kesempurnaan di mata orang lain.
Tips untuk Orang Tua
Dengarkan Anak dengan Terbuka
Tanyakan apa yang mereka sukai dan kenapa mereka menyukainya. Jangan menghakimi atau membandingkan impian mereka dengan anak lain
Berikan Dukungan Positif
Apapun cita-cita anak, berikan dorongan dan fasilitas yang mendukung eksplorasi mereka
Hindari Membandingkan
Setiap anak memiliki keunikan. Membandingkan hanya akan merusak kepercayaan diri mereka.
Cita-Cita Sederhana yang Bermakna
Ada banyak contoh cita-cita sederhana yang bermakna dan layak dihargai:
Membuat Orang Lain Bahagia
Menjadi pribadi yang peduli pada orang lain adalah cita-cita yang sangat mulia. Anak-anak yang belajar memberi akan tumbuh menjadi individu yang lebih empati dan penuh kasih.
Menjadi Ahli di Bidang yang Mereka Sukai
Apapun bidangnya, entah itu seni, olahraga, atau teknologi, anak-anak yang menikmati apa yang mereka lakukan akan lebih mudah merasa puas.
Menurut studi yang dilakukan oleh Harvard’s Making Caring Common Project, anak-anak yang diajarkan untuk peduli dan menghargai orang lain memiliki peluang lebih besar untuk sukses secara sosial dan emosional di masa depan.
Jangan Paksakan Impian Orang Tua
Banyak orang tua memiliki harapan besar untuk anak-anak mereka, yang sebenarnya baik. Namun, masalah muncul ketika harapan tersebut berubah menjadi tekanan untuk memenuhi ambisi orang tua. Hal ini bisa membuat anak merasa tertekan atau kehilangan jati diri mereka.
Psikolog keluarga, Dr. Shefali Tsabary, dalam bukunya The Conscious Parent, menjelaskan bahwa orang tua seharusnya menjadi pendamping dalam perjalanan anak, bukan pengarah. Tugas kita adalah membantu mereka menemukan jalan mereka sendiri, bukan menentukan jalan apa yang harus mereka tempuh.
Apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua?
Berikan Kebebasan
Biarkan anak mencoba berbagai hal dan menentukan apa yang mereka sukai
Jadi Contoh yang Baik
Tunjukkan pada anak bahwa mengejar kebahagiaan dan makna hidup lebih penting daripada sekadar pencapaian besar
Diskusi Rutin
Jadikan pembicaraan tentang cita-cita sebagai momen yang menyenangkan, bukan momen penuh tekanan.
Orang Tua adalah Pendamping Terdekat
Cita-cita tidak harus besar untuk menjadi bermakna. Yang terpenting adalah cita-cita itu membawa kebahagiaan dan memberikan tujuan dalam hidup anak. Sebagai orang tua, tugas kita adalah mendampingi, mendukung, dan menghargai setiap langkah kecil anak menuju impian mereka. Dengan begitu, anak akan tumbuh menjadi individu yang percaya diri, bahagia, dan memiliki kehidupan yang bermakna.
Referensi:
Comments